TUKANG KOPI KELILING DI BULAN RAMADHAN
Rabu, 27/03/2024| Sheva Ahmad Fahrozi
Tangerang, Bersantai di pinggir jalan kota besar
sambil menikmati segelas kopi jadi pelepas penat setelah berkendara lama atau
sedang banyak pikiran.
Jay (36), penjual kopi kemasan di daerah
BSD Serpong, Tangerang. Beliau adalah penjual kopi keliling di sudut Kota BSD.
Masyarakat lantas secara konsensual memberi sebutan ‘STARLING’, yang merupakan
kependekan dari kata Starbucks Keliling.
Starling alias Starbuck Keliling, ya…
plesetan ini kerap digunakan bagi para penjaja kopi keliling. Biasanya mereka
mudah ditemui di hampir sepanjang jalan kota besar, dengan sepeda yang
berhiaskan berbagai minuman sachetan yang berjuntai.
Jemari beliau seolah tak berhenti menyobek
kopi dan susu kemasan sachet yang berjejer di muka sepeda. Air panas saling
susul bercucuran dari termos yang menyempil di gerobak mini bagian belakang
sepeda.
Dengan modal yang murah dan pengetahuan
yang cukup Bang Jay memberanikan diri untuk memulai usaha kopi keliling ini.
“Modal nya murah, sekitar kurang lebih 1jt
500 Ribu Rupiah, dan usaha ini juga ga begitu repot untuk bahan baku nya, kalo
misal kita buka usaha yang masak masak itu kan agak lumayan ribet juga.” tuturnya.
“Saya berjualan seperti ini juga belum
lama, baru sekitar 3 Minggu yang lalu sebelum Bulan Ramadhan tiba”, ucapnya.
Meski begitu beliau juga bekerja di salah
satu Perusahaan Swasta, maka dari itu beliau memperoleh penghasilan lain dari
berdagang kopi keliling seperti ini
“Ini si sebenernya sampingan aja, kalo pagi
sampe sore kerja.” katanya.
Berpengaruh nya bulan bulan seperti biasa
dengan bulan Ramadhan, menyebabkan beberapa pembeli yang naik turun.
“Untuk pembeli sebenernya lebih ramai
sebelum bulan Ramadhan, karena kan kalo bukan bulan ramadhan kita dari siang
awal buka aja udah rame pada nungguin duduk di pinggir jalan, kalo bulan
ramadhan gini paling sekitar jam 8 malem baru mulai rame.”
Lokasi yang strategis juga sangat
menentukan untuk beliau memulai dagangan nya, dengan banyak nya pesaing
pesaing, beliau mencari tempat yang tidak begitu ramai dengan pedagang kopi
keliling lainnya.
“Untuk lokasi saya ini kan sebenernya
lumayan bahaya juga karena di bahu jalan raya besar, apalagi kalo nanti udah
ada patroli, paling kita harus pergi dulu, baru nanti balik lagi, soal saingan
sebenernya saya ga terlalu pikirkan, karena sudah rejeki masing masing, paling
tidak pedagang di sini semua ada sedikit jarak, misal antara saya dengan
pedagang lainnya itu paling ga jarak nya 10 meter sampai dengan 15 meter.”
Dengan penghasilan yang seadanya Bang Jay
tak pernah menyerah dan selalu bersyukur atas apa yang beliau dapatkan disetiap
harinya.
“Untuk penghasilan ga nentu sih, apalagi di bulan Ramadhan ini kadang paling besar 200 Ribu, kalo di bulan bulan biasa alhamdulillah lebih besar dari pada bulan Ramadhan ini, apalagi kalo di malem minggu nya"
Meski dihadang gempuran kopi kekinian, tapi kehadiran kopi instant yang dijajakan pedagang kopi keliling dengan sepeda, masih eksis hingga saat ini.
Komentar
Posting Komentar